ANALISIS PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE DALAM UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA DI PROVINSI BANTEN

  • Anggieta Tri Cahyani Universitas Pendidikan Indonesia
  • Adela Nur Anbiya Universitas Pendidikan Indonesia
  • Batrisya Hawani Balqis Universitas Pendidikan Indonesia
Keywords: Ekosistem mangrove, Provinsi Banten, Kerusakan, Ekowisata, SDGs

Abstract

Ekosistem mangrove di kawasan pantai utara Provinsi Banten mengalami kerusakan yang signifikan akibat aktivitas manusia dan pembangunan. Lebih dari 61% hutan mangrove telah mengalami kerusakan, dan sekitar 22,5% mengalami perubahan fungsi. Tumpahan minyak di Teluk Banten Utara dan konversi lahan mangrove menjadi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar merupakan contoh dampak negatif yang mengkhawatirkan. Studi ini menggunakan perhitungan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk pengelolaan data yang mengarah pada identifikasi daerah yang mengalami kerusakan ekosistem mangrove. Kerusakan ekosistem mangrove di Provinsi Banten mencakup masalah seperti tumpahan minyak, konversi lahan, degradasi, dan pencemaran. Analisis terperinci di Kabupaten Tangerang mengungkapkan dominasi Avicennia marina dalam komposisi mangrove, dengan status kerusakan yang berkisar antara baik-rusak untuk kerapatan pohon dan sedang-rusak untuk penutupan. Selain itu, Pantai Karangantu mengalami penurunan luas hutan mangrove akibat adanya konversi lahan menjadi tambak, diperparah dengan adanya tekanan ekologis dan pencemaran air akibat sampah yang terperangkap di antara akar-akar pohon mangrove. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemulihan yang mendesak diperlukan untuk menjaga ekosistem mangrove yang berharga ini. Selain mengatasi kerusakan, diperlukan juga kajian untuk menyoroti potensi kawasan mangrove sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan di daerah-daerah Provinsi Banten seperti Ekowisata Pantai Karangantu, Ekowisata Pulau Panjang dan Ekowisata Desa Lontar.

Published
2024-05-20