IDENTIFIKASI KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN NUSA PENIDA, BALI BERDASARKAN PENGOLAHAN CITRA SATELIT LANDSAT 8
Abstract
Nusa Penida memiliki ekosistem terumbu karang yang indah serta terdapat ikan purba, yaitu ikan mola-mola yang masih hidup sehingga menjadi icon wisata sehingga banyak dikunjungi wisatawan untuk snorkeling. Namun, aktivitas pengunjung tersebut mengakibatkan kerusakan pada ekosistem terumbu karang yang sangat rentan terhadap gangguan sehingga terjadi penurunan luasan terumbu karang pada perairan Nusa Penida, Bali. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi untuk menjaga kondisi ekosistem terumbu karang melalui monitoring dengan penginderaan jauh. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mendapatkan informasi sebaran serta mengidentifikasi kondisi terumbu karang di Perairan Nusa Penida, Bali menggunakan Landsat 8 serta melakukan analisis korelasi antara kondisi terumbu karang dengan parameter perairan seperti salinitas, suhu permukaan laut, dan klorofil-a yang mempengaruhi pertumbuhan karang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menerapkan algoritma Lyzenga, Klorofil-A, suhu permukaan laut, dan pendugaan salinitas. Berdasarkan hasil analisis citra di Nusa Penida, terlihat bahwa kondisi terumbu karang dalam kondisi sedang dan mengalami penurunan luasan dari tahun 2019 yang semula 1.491 hektar menjadi 1.341 hektar pada tahun 2023 dengan luas kondisi terumbu karang yang baik sebesar 969 Ha dan yang rusak sebesar 372 Ha. Suhu permukaan laut di nusa penida tergolong sedang 27°C - 28°C, namun SPL pada wisata Manta Bay naik menjadi 28°C - 29°C yang sudah mendekati maksimal suhu ideal pertumbuhan karang. Kadar salinitas pada pesisir perairan Nusa Penida sebesar 33‰ - 31‰ sudah baik untuk pertumbuhan terumbu karang. Kandungan klorofil-a pada perairan Nusa Penida sebesar 1,553713 termasuk dalam kategori oligotrofik