Kearifan Ekologi dalam Naskah Dedongengan Jilid II:

Studi Teks “Wana Ing Siluman” Karya Wirapremana

  • Rizka Amalia Universitas Diponegoro
Keywords: Kearifan Ekologi; Folklor; Onom; Ekokritik; Pesan Tersirat

Abstract

Dedongengan Jilid II karya Wirapremana tahun 1932 merupakan salah wujud dari kearifan lokal Indonesia berupa naskah cetak dengan aksara Jawa modern. Naskah ini ditemukan di Museum Ranggawarsita Semarang dan Yayasan Sastra Lestari Surakarta. Ada empat teks cerita rakyat dalam naskah tersebut, yakni (1) “Nagara Gresik lan Wewengkone”; (2) “Patilasan Jaman Indhu ing Patilasan Bogor”; (3) “Wana ing Siluman”; dan (4) “Kanugrahan ingkang Ngemar-emari Manah”. Pada laporan studi ini, peneliti menggunakan teks “Wana ing Siluman” (WIS) sebagai objek penelitian. Teks tersebut dapat dikategorisasikan sebagai karya sastra bergenre prosa lama, yakni mitologi. Isi dari teks tersebut mengisahkan hubungan para makhluk halus (Onom) yang mendiami suatu hutan di desa Siluman, Jawa Barat dengan masyarakat setempat. Sebagai karya sastra, teks “WIS” dipilih karena tak hanya menjadi hiburan pembaca, namun juga memuat pesan tersirat atau pedidikan mengenai kesakralan hutan, maka penelitian ini berfokus membahas kearifan ekologi dalam teks tersebut. Ada tiga tahapan metodologi dalam studi ini, yakni: (1) pengumpulan data; (2) pengolahan data; dan (3) analisis data. Teks-teks dalam naskah Dedongengan Jilid II karya Wirapremana tahun 1932 telah ditransliterasi oleh Yayasan Sastra Lestari pada tahun 2010, maka dalam studi ini peneliti meneruskan penerjemahan dari bahasa Jawa menjadi bahasa Indonesia, pada teks “Wana Ing Siluman” sebagai objek kajian. Selain itu, naskah tersebut pun telah didigitalisasi oleh pebeliti. Jenis studi ini adalah kualitatif dengan metode analitis, melalui pendekatan objektif dengan teori ekokritik, maka pesan tersirat (makna) akan terwujud setelah teks tersebut berhasil ditafsirkan. Penafsiran tersebut merupakan hasil dari analisis studi ini yang berisikan: konsep-konsep ekokritik, model kajian etis, demitosisasi kesakralan hutan, dan dari kosmologi menuju ekologi, serta fungsi folklor. Tujuan utama dari studi ini adalah mengungkapkan pesan tersirat yang berkaitan dengan kearifan ekologi sebagai pembelajaran anak untuk menghormati alam. Maka, sebagai kearifan ekologi, cerita pada teks ini dapat digunakan sebagai alat pemaksa dan pengawas untuk menjaga lingkungan bagi masyarakat, terutama anak sejak dini.

Published
2023-05-15