Konvensi Nasional Bimbingan dan Konseling XXI http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi en-US Konvensi Nasional Bimbingan dan Konseling XXI Bimbingan dan Konseling Remaja di Era Revolusi Industri 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/439 Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 1 4 Asesmen Permasalahan Akademik Mahasiswa Melalui Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/440 <p><span class="fontstyle0">Permasalahan akademik mahasiswa perlu menjadi perhatian utama bagi para civitas academica, tak bisa&nbsp;dipungkiri bahwa keterbatasan waktu oleh pelaksana atau penasihat akademik dalam membimbing atau&nbsp;memberikan nasihat kepada mahasiswa menyebabkan tidak optimalnya perkembangan akademik mahasiswa.&nbsp;Oleh karena itu perlu adanya suatu aplikasi yang bisa memudahkan mahasiswa untuk mengungkapkan&nbsp;masalah akademiknya. Sistem informasi akademik terpadu Universitas Negeri Gorontalo merupakan suatu&nbsp;aplikasi yang digunakan civitas academica dalam proses akademik, dengan adanya asesmen permasalahan&nbsp;mahasiswa melalui sistem informasi akademik terpadu (SIAT) diharapkan dapat memberi kemudahan bagi&nbsp;pihak-pihak yang terkait khusunya penasihat akademik untuk mendapatkan informasi masalah akademik&nbsp;mahasiswa sebagai upaya membantu perkembangan akademik mahasiswa secara optimal.</span></p> Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 5 8 Bimbingan dan Konseling Bagi Mahasiswa Non Bimbingan Konseling http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/441 <p><span class="fontstyle0">Tujuan penelitian survey terhadap persepsi mahasiswa program studi non bimbingan konseling&nbsp;Universitas Singaperbangsa Karawang untuk mengetahui tingkat pengetahun, mengenal, sikap, dan&nbsp;pengalaman dari mahasiswa non program studi bimbingan konseling yang hasilnya diharapkan akan&nbsp;menjadi persepsi positif terhadap layanan bimbingan konseling, khususnya untuk pelaksanaan bimbingan&nbsp;dan konseling bagi guru mata pelajaran matematika dan bahasa inggris. Subjek penelitian adalah&nbsp;mahasiswa Pendidikan Matematika dan Bahasa Inggris yang sedang duduk di semester IV dan sedang&nbsp;mengikuti mata kuliah bimbingan dan konseling. Untuk memperoleh data tentang persepsi mahasiswa&nbsp;terhadap layanan bimbingan dan konseling digunakan angket/kuisioner berbasis IT (Google Drive/Google&nbsp;Form).</span></p> <p><span class="fontstyle0">Hasil dari pengolahan data angket disimpulkan bahwa mahasiswa sudah mengenal tentang&nbsp;bimbingan konseling sudah lama sejak SMP/MTs, selanjutnya bahwa guru mata pelajaran pun bisa<br>melakukan layanan bimbingan dan konseling yang terintegrasi dalam proses belajar mengajar, dan tugas&nbsp;melaksanakan layanan bimbingan dan konseling bukan saja tugas guru bimbingan dan konseling saja, tetapi&nbsp;tugas seluruh komponen sekolah sejak dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling&nbsp;dan guru wali kelas peserta didik.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa persepsi tentang layanan bimbingan konseling adalah&nbsp;tugas semata guru bimbingan konseling saja merupakan hal yang keliru, jika kita kaitkan dengan Undang&nbsp;Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa Guru </span><span class="fontstyle2">adalah pendidik profesional dengan&nbsp;</span><span class="fontstyle0">tugas utama </span><span class="fontstyle3"><strong>mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi</strong>&nbsp;</span><span class="fontstyle0">peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan&nbsp;menengah.</span></p> Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 9 14 Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/442 Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 15 22 Buku Panduan Guru dalam Bimbingan Pribadi Sosial dengan Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Anak Autis di SD Inklusi http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/443 <p align="justify">Social interaction provides an opportunity for children with special needs how to interact with&nbsp;people different from themselves. Social competence is developed by the way children with special needs&nbsp;learn to interact with normal people and learners are shown real life situations in the classroom.&nbsp;Building a social interaction of children with autism in the scope of the school is not easy, so there needs&nbsp;to be guidance from teachers to build social interaction of children in the environment. To assist teachers&nbsp;in providing autistic child counseling services it is necessary to have a personalized social guidance&nbsp;guide that is molded into a manual. The purpose of this manual is to make it easier for teachers to deal&nbsp;with the problem of autistic children in terms of social interaction.</p> <p align="justify">The development of the teacher manual uses the 4-D model of Thiagarajan, S, Semmeln, D, S &amp;&nbsp;Semmel MI (1974) which has been modified with the following stages: define, design, . Data collection&nbsp;techniques used in the form of assessment instruments to obtain validation data, observation to obtain&nbsp;data on the ability of children during learning activities, and teacher responses on guidebooks of&nbsp;teachers personal social tutoring with role playing techniques. Data analysis techniques use quantitative&nbsp;descriptions.</p> <p align="justify">The results showed that by using teacher manual in personal social guidance with role playing&nbsp;technique to increase social interaction of children with autism, it was found that after giving ten times&nbsp;treatment to autistic children, social interaction of autistic children increased, and autistic children able&nbsp;to interact with their friends step by step independently. This can be seen from the result of the practicality value of teacher manual is 2.7 and the effectiveness value of teacher manual is 3.0. Thus it&nbsp;can be concluded that teacher manuals in personal social guidance with role playing techniques in&nbsp;improving social interaction of children with autism in SD inclusion are appropriate to be used.</p> Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 23 27 Fenomena LGBT di Kalangan Remaja dan Tantangan Konselor di Era Revolusi Industri 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/444 Copyright (c) 2019-07-14 2019-07-14 28 34 Hambatan Efektifiktas Layanan Konseling Beda Budaya http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/447 <p align="justify"><span class="fontstyle0">Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk merumuskan hambatan apa saja yang&nbsp;terjadi dalam praktek layanan Konseling yang disebabkan perbedan budaya Konselor&nbsp;dan Klien. Fenomena beda budaya seringkali menjadi penyebab terjadinya hambatan&nbsp;atau gangguan dalam proses Koseling. Kajian dilaksanakan dengan pendalaman&nbsp;terhap kasus-kasus tertentu dalam praktek layanan Konseling. Hasil penelitian&nbsp;menunjukan bahwa dalam praktek Layanan Konseling di sekolah-sekolah, utamannya&nbsp;di Bengkulu seringkali terjadi kegagalan proses layanan Konseling disebabkan oleh&nbsp;status beda budaya Konselor dengan Klien.</span></p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 35 38 Implementasi Kurikulum Perguruan Tinggi (KKNI dan SN-Dikti) pada program studi Sarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Borneo Tarakan http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/448 <p align="justify">Program studi bimbingan dan konseling FKIP UBT menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi,&nbsp;berupaya mengembangkan keilmuan bimbingan dan konseling dari sudut pandang filosofis, psikologis,<br>sosio-antropologik kultural serta sistem nilai dan keyakinan. Serta berupaya mengkolaborasikan dasar legal,&nbsp;perguruan tinggi, organisasi profesi dan pengguna dalam pemenuhan kepada standar kompetensi dan&nbsp;profesi konseling. Karakteristik kurikulum pendidikan tinggi mengarah pada 21<span class="fontstyle0">st </span><span class="fontstyle0">Century learning dan&nbsp;Cyber Education. Dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan dan mutu pendidikan, perlu dirancang&nbsp;reorientasi kurikulum. Berdasarkan dari ruang lingkup, maka permasalahan yang dirumuskan, yakni&nbsp;Bagaimanakah implementasi Kurikulum Perguruan Tinggi berdasarkan KKNI dan SN- Dikti pada program&nbsp;studi Bimbingan dan Konseling UBT. Adapun tujuan dari artikel ini untuk mendeskripsikan langkah yang&nbsp;dilakukan dalam penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi melalui KKNI dan SN- Dikti pada Program Studi&nbsp;Bimbingan dan Konseling Universitas Borneo Tarakan.</span></p> <p align="justify">Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik&nbsp;pengumpulan data penelitian dilakukan melalui Studi Dokumentasi, Rekaman Arsip, dan Focus Group&nbsp;Discussion (FGD). Secara garis besar kurikulum perguruan tinggi pada program studi Bimbingan dan&nbsp;Konseling UBT telah menyusun tahapan yang terdiri dari unsur, yakni profil lulusan, capaian pembelajaran&nbsp;lulusan, evaluasi kurikulum, bahan kajian, dan struktur mata kuliah pada kurikulum.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 39 46 Inovasi Bimbingan Karir dalam Mengembangkan Career Awareness Siswa Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/449 <p align="justify">Era revolusi industry 4.0 menjadi bagian dari kehidupan manusia Indonesia.&nbsp;Perubahan tak terelakkan yang begitu cepat akibat kemajuan IPTEK membawa kemudahan&nbsp;sekaligus tantangan bagi generasi millenial. Tantangan tersebut antara lain hilangnya beberapa&nbsp;profesi terutama pekerjaan dengan keterampilan rendah akibat dari banyaknya tenaga manusia&nbsp;digantikan mesin/robot sehingga lapangan pekerjaan pun menjadi lebih kompetitif. Dengan&nbsp;adanya hal ini, maka kesiapan karir diperlukan sejak awal pendidikan yaitu sekolah dasar.&nbsp;</p> <p align="justify">Kesiapan karir di Sekolah Dasar diberikan melalui bimbingan karir. Dalam&nbsp;perkembangan karirnya anak SD berada pada tahapan career awareness (kelas 1 SD sampai 6).&nbsp;Career Awareness adalah kesadaran anak tentang berbagai pekerjaan. Kesadaran ini meliputi&nbsp;memahami, menghargai dan terampil dalam mengenal dirinya dan berbagai dunia karir disekitar.</p> <p align="justify">Inovasi bimbingan karir dapat digunakan dalam mengembangkan Career Awareness&nbsp;siswa sekolah dasar di Era Revolusi Industri 4.0. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan&nbsp;dalam bimbingan karir di SD yaitu curriculum infusion, group activities, community involment.&nbsp;Selain itu, sejalan perkembangan era knowledge-based society bimbingan karir juga dapat&nbsp;dilaksanakan secara inovatif dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK sebagai media dalam&nbsp;bimbingan karir seperti media visual, audio, internet, computer, smartphone, wifi. Melalui teknik&nbsp;dan media yang inovatif tahap career awareness diharapkan menjadi optimal sehingga generasi&nbsp;millennial memiliki kesiapan karir dan siap berkompetitif dimasa mendatang.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 47 53 Kompetensi Konselor Sekolah dalam Pengentasan Masalah Siswa melalui Bimbingan Kelompok Ego-State http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/450 <p align="justify">Konselor sekolah memegang peranan penting dalam menunjang pengembangan diri siswa.&nbsp;Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat menjalani proses pendidikanya dengan&nbsp;lancar, adakalanya mereka mengalami berbagai hambatan yang dapa menganggu tercapainya&nbsp;perkembangan yang optimal. Melalui pelayanan yang diberikan oleh Konselor diharapkan siswa&nbsp;akan terbantu dalam mencapai cita-cita dan perkembanganya. Namun demikian masih ada siswa&nbsp;yang enggan menjumpai konselor sekolah untuk berkonsultasi tentang keadaan yang mereka&nbsp;alami. Hal ini menjadi tantangan bagi konselor untuk lebih meningkatkan perannya dalam&nbsp;memberikan pelayanan bagi siswa. Di sisi lain pelayanan yang dilakukan secara professional&nbsp;sangat dibutuhkan oleh setiap siswa, baik dalam pengentasan masalah maupun untuk&nbsp;pengembangan pribadi guna mencapai perkembangan yang optimal. Karena itu peningkatan&nbsp;kompetensi Konselor sekolah menjadi suatu kebutuhan profesional yang perlu mendapat&nbsp;perhatian, antara lain melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan konseling kelompok Ego-State bagi&nbsp;guru BK merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan profesional konselor sekolah.&nbsp;Selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam membantu, serta meningkatkan motivasi siswa untuk&nbsp;memanfaatkan layanan BK di sekolah dalam meningkatkan keprofesional dalam memberikan&nbsp;layanan.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 54 59 Konseling Islami untuk Pengembangan Parenting Skills Orang Tua http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/451 <p align="justify">Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberhasilan konseling Islami dalam&nbsp;mengembangkan parenting skills orang tua khususnya yang tergabung dalam kader PKK Cileunyi.&nbsp;Aspek-aspek yang dideskripsikan mencakup proses konseling dan dinamika perkembangan&nbsp;parenting skills kader PKK. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik&nbsp;pengumpulan data dengan observasi dan pengisian angket. Hasilnya menunjukkan konseling&nbsp;Islami yang diterapkan secara kelompok kepada kader PKK selama 2 bulan dengan 8 sesi dengan&nbsp;fokus perbaikan pola pikir dan simulasi terbukti efektif memperbaiki pola asuh kader PKK dari&nbsp;yang asalnya menggunakan pola asuh otoriter menjadi pola asuh autoritatif. Pola asuh autoritatif&nbsp;dipandang sebagai pola asuh terbaik dan sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran&nbsp;Islam. Hasil penelitian ini meneguhkan posisi konseling Islami sebagai salah satu pendekatan&nbsp;konseling yang cocok untuk mengembangkan parenting skills orang tua dalam membangun&nbsp;karakter anak.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 60 67 Konseling Kesehatan Mental untuk Mengatasi Perilaku Negatif pada Remaja http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/452 <p align="justify">Perilaku negatif pada remaja seperti mengkonsumsi alkohol, kecanduan narkoba, merokok dan&nbsp;penyimpangan seksual mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perilaku negatif yang muncul&nbsp;akan berimplikasi pada terhambatnya penyesesuaian diri remaja terhadap lingkungannya. Oleh&nbsp;sebab itu diperlukan intervensi yang tepat untuk mengatasi gangguan perilaku negatif tersebut.&nbsp;Intervensi yang di terapkan dalam mengatasi perilaku negatif remaja adalah konseling&nbsp;kesehatan mental. Konseling kesehatan mental meliputi pembahasan konseling kesehatan&nbsp;mental, perilaku negatif dan strategi penanganan perilaku negatif melalui konseling kesehatan&nbsp;mental.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 68 72 Latar Belakang Narapidana Remaja Melakukan Tindakan Pencurian di LPKA Sungai Raya http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/453 <p align="justify">Penelitian ini dilatar belakangi pada jumlah narapidana remaja yang tiap tahun makin meningkat.&nbsp;Tindakan kriminal yang dilakukan remaja juga berneka ragam. Salah satu tindakan kriminal yang&nbsp;ada pada narapidana di LPKA Sungai Raya adalah tindak pidana pencurian. Tindakan pencurian&nbsp;yang terjadi pada masyarakat saat ini sangat beraneka ragam jenisnya bahkan tingkat usianya&nbsp;juga beragam yang tak hanya dilakukan oleh orang dewasa melainkan remaja dibawah umur.&nbsp;Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang narapidana remaja melakukan&nbsp;tindakan pencurian. Metode peneltian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan alat&nbsp;pengumpul data wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini membahas tentang&nbsp;narapidana, karakteristik remaja,jenis-jenis tindakan kriminal, dan tindakan pencurian.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 73 77 Layanan Bimbingan Klasikal Menggunakan Media Konseling Berbasis Teknologi Aplikasi Google Classroom http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/454 <p align="justify">Tujuan Penelitian untuk mengetahuai (1) Media layanan bimbingan klasikal di sekolah , (2) Model layanan&nbsp;Bimbingan klasikal melalui Aplikasi Google Classroom, (3) Upaya pelaksanaan Layanan Klasikal. Metode&nbsp;penelitian ini adalah survey dengan melakukan analisis secara kuantitatif hasil analisis kebutuhan program&nbsp;layanan klasikal melalui alat pengempulan data instrument angket dan observasi. Hasil penelitian ini adalah: (1)&nbsp;Media layanan bimbingan klasikal di sekolah masih berbasis konvesional, (2) Model bimbingan klasikal&nbsp;menggunakan google classroom dilakukan dengan cara memberikan materi sebelum layanan dilakukan,&nbsp;memberikan penugasan, penugasan akan disimpan dan dinilai pada rangkaian aplikasi produktivitas google,&nbsp;terjadi kolaborasi antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa yang lain; proses Grading yang bermanfaat&nbsp;untuk melakukan pengukuran atau penilaian terhadap pekerjaan yang diberika kepada siswa; proses&nbsp;Communication bermanfaat untuk komunikasi antara guru dan siswa tanpa harus berada diruangan yang sama&nbsp;tetapi melalui postingan dan komentar di aplikasi; Time-Cost bertujuan untuk pengaturan waktu; ada Archive&nbsp;Course yang bermanfaat untuk pengarsipan data dan dokumen bahan pembelajaran selama kelas layanan&nbsp;klasikal berjalan; kemudahan akses di Mobile Aplication karena telah tersedia dalam bentuk aplikasi di&nbsp;handphone atau playstore atau berbasis android. Dengan penerapan layanan klasikal melalui Google classroom&nbsp;maka siswa akan efektif, dan efisien serta siswa akan belajar secara mandiri dalam mempelajari materi dan&nbsp;mengerjakan tugas.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 78 81 Layanan Peminatan: Konsep dan Realita http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/455 <p align="justify">Layanan peminatan adalah salah satu layanan kekhasan bimbingan dan konseling di sekolah. Salah&nbsp;satu tujuan layanan penempatan dan penyaliran adalah menempatkan siswa pada bidang yang sesuai&nbsp;dengan minat dan bakatnya. Dengan adanya penelusuran minat dan bakat siswa bisa mencapai&nbsp;kompetensi puncak yakni menjadi ahli dan professional pada bidang yang ditekuninya. Penelitian ini&nbsp;berfokus pada evaluasi proses pelaksanaan layanan peminatan pada sekolah menengah di provinsi&nbsp;Kalimantan Utara Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah layanan terdapat empat kendala yang&nbsp;dihadapi konselor, yakni 1) kolaborasi antara konselor, wali kelas, orang tua dan elemen lain masih&nbsp;kurang; 2) tidak ada rekam jejak yang cukup bagi konselor SMA untuk menelusuri bakat/minat&nbsp;peserta didik di jenjang sekolah sebelumnya; 3) dukungan orang tua terhadap pengembangan&nbsp;bakat/minat siswa sangat kurang; 4) peserta didik tidak cukup memiliki kemantaban dalam memilih&nbsp;pilihan karir yang tepat untuk dirinya. Saran diajukan kepada sekolah maupun orang tua agar sedini&nbsp;mungkin bersama-sama untuk mengetahui arah dari perkembangan bakat dan minat siswa.&nbsp;Pendeteksian bakat dan minat siswa akan berimbas besar pada arah kompetensi anak disekolah.&nbsp;Semakin dini kompetensi dilatih, semakin tinggi pula pencapaian prestasi yang ditekuninya.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 82 88 Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Atas http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/456 Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 89 98 Media Pelayanan Bimbingan Konseling dan Tantangan Konselor dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/458 <p align="justify">Pelayanan bimbingan konseling merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada&nbsp;klien dalam setiap pelayanan bimbingan dan konseling, dalam memberikan pelayanan bimbingan&nbsp;dan konseling konselor membutuhkan media untuk mempermudah dalam penyampaian pelayanan&nbsp;yang akan diberikan. Media yang diberikan dalam setiap pelayanan beragam bentuknya, sesuai&nbsp;dengan kebutuhan perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0. media tidak lagi kaku seperti&nbsp;media chart, poster, dan lainnya yang tidak membutuhkan teknologi dalam pembuatan dan&nbsp;pemberian layanan, dengan adanya perkembangan zaman media yang digunakan oleh konselor&nbsp;harus mampu memenuhi kebutuhan dan perkembangan zaman. Layanan bimbingan dan konseling&nbsp;akan sangat menarik apabila konselor menggunakan media interaktif yang tidak terlepas dari&nbsp;teknologi. Maka untuk menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 4.0 konselor harus&nbsp;mampu menyediakan media yang sesuai dengan tuntutan zaman, media yang canggih dan media&nbsp;yang dapat bersaing sehingga ketertarikan klien untuk mengikuti pelayanan yang diberikan oleh&nbsp;konselor lebih meningkat dari sebelumnya.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 99 104 Membentuk 10 Kecerdasan Anak Melalui Layanan Penguasaan Konten Pada Kegiatan Sehari-Hari http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/459 <p align="justify">Pendidikan bagi anak usia dini adalah pendidikan yang paling dasar bagi anak. Dalam mendidik anak usia&nbsp;dini perlu juga para pendidik dan orangtua memperhatikan kecerdasan yang dimiliki oleh anak, karena jenis&nbsp;kecerdasan antara satu anak dengan anak yang lain berbeda. Orangtua maupun pendidik anak usia dini&nbsp;harus mengenali kecerdasan yang dimiliki anak agar dapat mengarahkan dan mengembangkan kecerdasan&nbsp;yang dimilikinya secara maksimal. Kegiatan pengabdian masyarakat melalui layanan penguasaan konten ini&nbsp;bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan bagi para orangtua dan guru dalam membantu&nbsp;pengembangan dan pembentukan kecerdasan masing-masing anak dalam kegiatan sehari-hari. Dengan&nbsp;terbentuknya semua kecerdasan pada anak sejak dini akan menjadikannya dengan mudah mengembangkan&nbsp;minat dan bakatnya untuk mencapai kematangan, dalam berkarir dan bekerja sesuai kemampuan dan&nbsp;keahlian yang ada pada diri, sehingga kelak mereka melaksanakan kehidupannya dengan tanggung jawab&nbsp;penuh karena suka dan mencintai hidup yang dijalani tanpa bosan, sebab dapat menemukan solusi masalah&nbsp;dengan memiliki kecerdasan yang optimal, serta sebagai simpanan daya hidupnya sehingga dapat bermakna&nbsp;untuk orang lain dan dirinya. Kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh anak agar mampu bersaing di era&nbsp;revolusi industri 4.0.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 105 109 Mempersiapkan Generasi Muda dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 melalui Peningkatan Pemahaman Tugas Perkembangan Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/461 <p align="justify">Remaja merupakan salah satu masa yang sangat menentukan arah dari perkembangan karir, hal&nbsp;ini dikarenakan pada masa remaja mereka akan dituntut untuk dapat menguasai berbagai macam&nbsp;tugas perkembangan. Di dalam tugas perkembangan ini terdapat berbagai macam tugas yang&nbsp;harus dikuasai remaja dan berkaitan dengan revolusi industry 4.0 diantaranya remaja dituntut&nbsp;agar mampu memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan. Pada tugas perkembangan yang&nbsp;menuntut remaja agar mampu memilih dan mempersiapkan pekerjaan, peran guru bimbingan dan&nbsp;konseling yang menggunakan layanan dasar akan sangat membantu remaja menghadapi dan&nbsp;mempersiapkan diri menghadapi revolusi industry 4.0. Dari fakta dilapangan ditemukan adanya&nbsp;remaja yang belum menentukan pilihan jenis pekerjaan yang mungkin akan ia jalani setelah ia&nbsp;menylesaikan pendidikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat pemahaman&nbsp;remaja tentang tugas perkembangan remaja dan pemahaman tentang revolusi industry 4.0.&nbsp;Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Dari penjelasan di atas ditemukan&nbsp;bahwa guru BK sangatlah diperlukan dalam membimbing dan mempersiapkan remaja dalam&nbsp;memahami tugas perkembangan dan pemahaman tentang revolusi industry 4.0 melalui berbagai&nbsp;macam layanan yang terdapat dalam bimbingan dan konseling, layanan tersebut diantaranya&nbsp;layanan dasar dan layanan perencanaan individual.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 110 114 Mindfulness dalam Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Peserta Didik Remaja di Sekolah Menengah Pertama http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/462 Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 115 121 Model Pendidikan Terpadu dengan Teknik Bimbingan Kelompok bagi Nara Pidana Anak Menuju Kehidupan Bermoral dan Berkarakter http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/463 <p align="justify">Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pendidikan terpadu dengan menggunakan teknik&nbsp;bimbingan kelompok untuk meningkatkan pemahaman, memperbaiki aspek afektif dan&nbsp;memperbaiki perilaku narapidana anak. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi&nbsp;eksperimen dengan pretest-postes. Sampel penelitian sebanyak 25 anak yang menjadi binaan&nbsp;Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bengkulu. Data dikumpulkan dengan menggunakan&nbsp;teknik tes lisan dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik t-test.&nbsp;Penerapan model pendidikan terpadu dalam bentuk proses pembelajaran menggunakan teknik&nbsp;bimbingan kelompok. Proses pembelajaran dilakukan oleh petugas Lembaga Pembinaan Khusus&nbsp;Anak yang berfungsi sebagai pendidik yang terlebih dahulu diberi pelatihan khusus untuk&nbsp;keperluan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model&nbsp;pendidikan terpadu dengan menerapkan teknik bimbingan kelompok dapat mengembangkan ranah&nbsp;kognitif, dapat memperbaiki ranah afektif dan dapat mengembangkan nilai-nilai karakter dalam&nbsp;bentuk perilaku narapidana anak menjadi lebih baik.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 122 128 Optimalisasi Asesmen dan Evaluasi Bimbingan dan Konseling dengan Memanfaatkan Aplikasi Formulir Daring Jotform http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/464 <p align="justify">Makalah ini bertujuan memaparkan pentingnya guru bimbingan dan konseling memiliki kompetensi&nbsp;Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) khususnya pada penguatan asesmen dan evaluasi bimbingan dan&nbsp;konseling. Sebagai salah satu dari beragam layanan bimbingan dan konseling yang melibatkan sekumpulan&nbsp;data yang sarat akan pengelolaan data, assesmen dan evaluasi bimbingan dan konseling dapat dilakukan&nbsp;lebih optimal dengan melibatkan aplikasi formulir daring. Dengan menggunakan metode studi literatur,&nbsp;makalah ini menyimpulkan bahwa asesmen dan evaluasi bimbingan dan konseling dapat dilakukan lebih&nbsp;optimal dari sisi merancang, mempublikasikan, koleksi, sampai kepada pengolahan data. Dengan demikian&nbsp;Jotform sebagai salah satu aplikasi formulir daring sangat direkomendasikan untuk digunakan sebagai&nbsp;sarana pendukung agar asesmen dan evaluasi bimbingan dan konseling konseling lebih optimal.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 129 135 Pembentukan Empati Mahasiswa Berbasis Aktivitas Transformatif Analisis Transaksional (TAT) http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/465 <p align="justify">The formation of empathy is aimed at students solely in order to realize a sensitive and responsible young&nbsp;generation as challenges in the future,i.e., students who are able the recipient's point of view, sensitive to the&nbsp;feelings of others and able to listen. However, in order to realize this achievement, it should not run smoothly,&nbsp;this is because the condition of the millennial lifestyle with mental instantaneous is eroding the sense of&nbsp;empathy among students. Through this opportunity used in this article is library research method. Base on the&nbsp;phenomenon it is recommended a formula in the form of Guidance and Counseling in collage based on&nbsp;Transformative Transactional Analysis activities.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 136 144 Pendekatan Strategis Komunikasi dalam Membentuk Hubungan Sosial Remaja http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/466 <p align="justify">This writing is based on the recent phenomenon that tends to ignore communication between people. One of&nbsp;the causes is the presence of diverse social media, so that social relations are often overlooked both in the&nbsp;case of students in schools and in the teenagers in general. Adolescence is a potential phase for the growth&nbsp;and development of physical and psychological aspects, both qualitatively and quantitatively. Seeing this&nbsp;adolescence can potentially develop in the direction of positivity and negativity, so in this case the&nbsp;communication delivered to adolescents must have a certain strategy that can be done by counselors at&nbsp;school and parents at home. Interactions carried out in schools are certainly inseparable from the strategies&nbsp;used by counselors to be able to direct and guide in using appropriate communication in dealing with each&nbsp;other. In addition, parents as the main educators in the family are the first step for adolescents to gain&nbsp;insights through approaches, imitation and other strategies.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 145 149 Pendekatan Sufistik dalam Bimbingan dan Konseling http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/467 <p align="justify">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya krisis spiritualitas yang disebabkan oleh adanya perubahan&nbsp;yang begitu cepat sebagai dampak dari hadirnya era revolusi industri keempat (Era RI 4.0). Penelitian ini&nbsp;bertujuan untuk memperoleh paradigma alternatif dalam menghadapi tantangan Era RI 4.0, yaitu&nbsp;pendekatan sufistik dalam bimbingan dan konseling. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian&nbsp;kualitatif dengan metode kepustakaan (library research). Teknik analisis menggunakan teknik analisis isi&nbsp;(content analysis). Hasil penelitian diperoleh rumusan pendekatan sufistik dalam bimbingan dan konseling&nbsp;yang digunakan sebagai paradigma alternatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul akibat&nbsp;hadirnya Era RI 4.0. Rumusan tersebut berupa landasan fundasional dalam menyelenggarakan layanan&nbsp;bimbingan dan konseling. Kehadiran Era RI 4.0 yang semakin hangat dibahas dalam berbagai bidang&nbsp;keilmuan, memiliki ciri khas utama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara&nbsp;sepenuhnya dalam bidang industri. Adanya perubahan yang begitu cepat dalam berbagai bidang sebagai&nbsp;dampak dari pemanfaatan teknologi tersebut memberikan tugas baru bagi bimbingan dan konseling sebagai&nbsp;bagian integral dari pendidikan dalam menyiapkan generasi millenial agar bisa beradaptasi dengan segala&nbsp;perubahan tersebut. Bimbingan dan konseling dengan menggunakan pendekatan sufistik merupakan tawaran&nbsp;alternatif yang bisa diterapkan, mengingat ciri khas dari kehidupan modern pada generasi millenial ini&nbsp;adalah adanya krisis spiritualitas. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling dengan menggunakan&nbsp;pendekatan sufistik diharapkan dapat memfasilitasi generasi millenial dalam beradaptasi terhadap segala&nbsp;perubahan yang muncul dengan tetap mempertahanakan nilai-nilai spiritualitas dan religiusitas Islam.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 150 156 Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis dalam Menganalisis Masalah Konseli pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling IKIP PGRI Bali Tahun 2019 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/468 <p align="justify">This study aims to determine students' critical thinking skills and their influence on the ability to&nbsp;analyze counselee problems in the implementation of individual counseling services. This research&nbsp;was conducted on students of the IKIP PGRI Bali counseling department. The sampling technique&nbsp;used is stratified simple random sampling. Data is collected by test techniques (critical thinking),&nbsp;rating scales (analyzing counselee problems). Data analysis used descriptive analysis and Pearson&nbsp;Product Moment (PPM) correlation analysis. Description of the level of critical thinking skills of&nbsp;students who are classified as moderate and the ability to analyze problems is also classified as&nbsp;moderate, there are 22%. The same number also occurred (22%) in students whose critical&nbsp;thinking ability was classified as moderate but the ability to analyze problems was high. The&nbsp;calculated results obtained by the value <em>r</em> is 0.752. Based on the significance level of 5%, the <em>r</em>&nbsp;table value is 0.279. Thus <em>r</em> count is greater than <em>r</em> table and it can be stated that the relationship&nbsp;between the independent variable (X) and the variable (Y) is significant. Based on the&nbsp;interpretation of the correlation coefficient <em>r</em> value (Riduwan, 2004), if the range of <em>r</em> values is&nbsp;between 0.60 - 0.799 the level of the relationship is strong. The calculated calculated coefficient&nbsp;(KD) to determine the contribution of the free variable (X) to the dependent variable (Y) is 56%,&nbsp;this means that there are other variables (44%) that affect the dependent variable (Y). Thus it can&nbsp;be concluded that there is a significant relationship and the influence is categorized as strong&nbsp;between critical thinking skills and the ability to analyze problems in counseling for students in&nbsp;IKIP PGRI Bali's guidance and counseling in 2019.</p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 157 163 Pengembangan Kurikulum dan Bahan Ajar Continuing Proffesional Development Berbasis Blended Learning Bagi Konselor http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/471 Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 164 168 Penguatan Pemahaman Ekspresi Budaya dalam Proses Konseling http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/475 <p><span class="fontstyle0">Proses konseling merupakan pertemuan antara konselor dan konseli yang memiliki latar belakang&nbsp;budaya berbeda. Pemahaman terhadap latar belakang budaya konseli menjadi hal yang mutlak dimiliki oleh konselor. Latar belakang budaya terlihat dari ekspresi budaya yang di tunjukan oleh&nbsp;konseli. Ekspresi budaya yang ditujukan oleh konseli meliputi komunikasi verbal dan bahasa nonverbal. Penguatan pemahaman terhadap ekspresi budaya perlu di tingkatkan dalam mewujudkan&nbsp;proses konseling yang optimal. Ekspresi budaya meliputi proxemics, kinesics, chronemics,&nbsp;paralanguage, silence, haptics, clothing and physical appearance, olfactics dan oculesics.</span></p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 169 172 Penguatan Soft-Skiil Menuju Industri 4.0 Melalui Layanan Perencanaan Individual Pengembangan Karier Siswa SMA http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/476 <p><span class="fontstyle0">Individual Planning is one component of a comprehensive guidance &amp; counseling program that&nbsp;provides guidance to students so that they can focus on short-term and future goals, through&nbsp;providing the skills needed to achieve those goals. In order to prepare human resources capability&nbsp;of answering the challenges of industry 4.0 individual planning services must be designed as a&nbsp;catalyst for strengthening soft-skills of students, soft-skills are important factors needed to compete&nbsp;in entering the industrial world of work 4.0. To design individual planning services requires an&nbsp;understanding of the essence in it, this article presents individual planning applications that have&nbsp;been developed in western countries, and at the end proposed service design outlined in detail&nbsp;about how soft-skills are loaded, as well as how to implement strategies and the procedure.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 173 179 Peran Perguruan Tinggi dan Skill Guru Bimbingan dan Konseling 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/477 Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 180 188 Potret Remaja Kreatif Generasi? (Phi) Pengubah Indonesia http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/479 <p><span class="fontstyle0">Tahun 2045 Indonesia akan memasuki generasi emas. Bekal yang harus disiapkan tentunya melalui berbagai&nbsp;keterampilan yang harus disiapkan dan dikuasi oleh generasi muda diantaranya yaitu kompetensi&nbsp;memecahkan masalah yang kompleks yaitu kreativitas. Strategi dalam kreativitas diperlukan agar dapat&nbsp;merespon dengan cepat tuntutan yang terjadi sebagai peluang dan tantangan agar semakin berkembang&nbsp;khususnya pada generasi remaja saat ini yang dikenal dengan istilah generasi </span><span class="fontstyle2">? </span><span class="fontstyle0">(phi). Artikel ini merupakan&nbsp;kajian pustaka mengenai analisis remaja generasi </span><span class="fontstyle2">?</span><span class="fontstyle0">, profil remaja kreatif dan bagaimana melejitkan&nbsp;kreativitas pada generasi </span><span class="fontstyle2">?</span><span class="fontstyle0">. Penting untuk dikaji tentang upaya penciptaan lingkungan kondusif khususnya&nbsp;di institusi pendidikan. Terdapat temuan hasil penelitian mengenai pentingnya menciptakan lingkungan untuk&nbsp;mendukung kreativitas diantaranya yaitu keterlibatan siswa, lingkungan fisik, dan iklim belajar. Ditemukan&nbsp;juga bahwa guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan rekan belajar. Melihat hal tersebut, maka&nbsp;salah satu upaya yang ditawarkan untuk melejitkan kreativitas yaitu berfungsinya peran guru Bimbingan dan&nbsp;Konseling dalam layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan metode berbasis pengalaman (</span><span class="fontstyle3">experiental&nbsp;learning), </span><span class="fontstyle0">metode </span><span class="fontstyle3">Quantum Teaching </span><span class="fontstyle0">(QT) model TANDUR yang kaya akan metode dan melibatkan&nbsp;berbagai media. Dengan bersinerginya antara potensi kreatif remaja generasi </span><span class="fontstyle2">? </span><span class="fontstyle0">dan lingkungan yang kondusif&nbsp;maka optimis akan melejitkan kreativitas remaja yang akan berkontribusi dalam menghadapi generasi emas&nbsp;2045 secara optimal.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 189 197 Revitalisasi Konseling Keluarga: Meningkatkan Peran Keluarga dalam Memandirikan Anak http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/481 <p><span class="fontstyle0">Di era digital ini, saat banyak orang terkapar dalam sebuah kegiatan emajinair yang difasilitasi&nbsp;oleh berkembangkan teknologi informasi, banyak orang dengan segala tingkatan usia menjadi<br>sungguh berubah. Berubah menuju serba cepat, namun juga serba syarat informasi yang sangat&nbsp;bervariasi bentuk, tipe maupun kontennya. Analisis ini bertujuan untuk menemukan teknik yang dapat digunakan konselor untuk meningkatkan peran keluarga dalam upaya memandirikan&nbsp;anggota keluarga usia sekolah. Kajian ini dilaksanakan dengan metode telaah referensi teoritik,&nbsp;dengan tema keluarga serta mendasarkan tulisan pada pemahaman kontekstual terhadap peran&nbsp;keluarga dalam mendidik anak usia sekolah. Sejumlah tipe konseling keluarga, setidaknya ada 6&nbsp;tipe menjadi basis substansi pembahasan, yang berakhir ke sebuah kesimpulan bagaimana&nbsp;keluarga memaksimalkan peran simbiosis bersama konselor sekolah, dengan tujuan anak didik&nbsp;sekaligus anggota keluarga usia sekolah dapat berkembang optimal, mandiri dan berkepribadian.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 198 205 Sikap Siswa tehadap Hate Speech dan Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Pada Era Revolusi 4.0 http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/487 <p><span class="fontstyle0">Artikel ini mendiskusikan sikap siswa sekolah mengah atas negeri (SMAN) terhadap hate speech di media&nbsp;sosial dan bagaimana sikap mereka terhadap layanan bimbingan dan konseling (BK) dalam membantu siswa&nbsp;mengindarinya. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan metode survey. Pengumpulan data&nbsp;menggunakan kuesioner dalam bentuk google form. Data dianalis dengan tehnik deskriptif kuantitatif dan&nbsp;analisis tabulasi sederhana, menggunakan program SPSS versi 16.0 dan Microsoft Excel. Populasi dalam&nbsp;penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN yang ada di Kecamatan Tampan Pekanbaru Riau yang berjumlah&nbsp;937 orang. Jumlah sampel adalah 280 orang yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin. Penarikan&nbsp;sampel dilakukan dengan teknik random sampling proportional yang mempertimbangkan proporsi jumlah&nbsp;populasi di setiap SMAN. Hasil penelitian menunjukkan sikap siswa terhadap hate speech cenderung negatif.&nbsp;Hal ini membuka peluang kepada siswa untuk melakukan tindakan hate speech. Disaarnkan kepada guru BK&nbsp;untuk memasukkan materi hate speech dalam bentuk sosialisasi Surat Edaran (SE) Kapolri Nomor&nbsp;SE/06/X/2015 atau penguatan etika digital dalam program layanan BK di sekolah.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 206 213 Tes Kepribadian Remaja di Era Mellineal (Asesmen untuk Bimbingan Konseling) http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/483 <p><span class="fontstyle0">Revolusi Industri 4.0 mengubah cara perilaku, cara bekerja hingga tuntutan keterampilan.&nbsp;Era Industri 4.0 serba digitalisasi dan otomasi. Semua orang dituntut untuk dapat bekerja&nbsp; kompotitif dan produktif. Untuk meyiapkan generasi milineal menjadi angkatan kerja yang&nbsp;kompetitif dan produktif, maka diperlukan pendidikan karakhter. Dalam pelaksanaan proses&nbsp;pendidikan tentu banyak hambatan dan tantangan yang dialami. Untuk memperlancar pencapaian&nbsp;tujuan pendidikan peran Guru sangat penting terutamanya Guru Bimbingan Konseling. Orang&nbsp;yang berkarakter bisa disebut dengan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara&nbsp;bermoral yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang berkarakter.&nbsp;Seseorang memiliki kemampuan intrapersonal(berhubungan dengan dirinya sendiri) dan&nbsp;interpersonal(berhubungan dengan orang lain),kemampuan menggunakan logika(akal pikiran)&nbsp;dan dapat merasa.Tinjauan filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara menegaskan perilaku&nbsp;berkarakter merupakan keterpaduan olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.Tinjauan&nbsp;teoritis perilaku berkarakter secara psikologis merupakan perwujudan dari potensi <em>Intelligensi&nbsp;Ouetient</em> (IQ), <em>Emotional Quetient</em> (EQ), <em>Spiritual Quetient</em> (SQ) dan <em>Adverse Quetient</em> (AQ) yang&nbsp;dimiliki oleh seseorang. Agar dapat memberikan bantuan kepada remaja untuk menjadi generasi&nbsp;milinial yang berkarakter, maka Guru Bimbingan Konseling diharapkan dapat menggunakan cara<br>dan alat evaluasi yang tepat. Guru Bimbingan Konseling harus mampu menggunakan salah satu&nbsp;tes kecerdasan dan tes kepribadian. Oleh karena keterbatasan wewenang konselor sekolah (Guru&nbsp;BK) menggunakan tes psikologis, maka dalam peper ini akan didiskusikan salah satu tes&nbsp;kepribadian dengan <em>Sacks Sentence Completion Test</em> (SSCT). Kenapa tes kepribadian itu penting<br>dilaksanakan? Karena revolusi industri sudah mengubah prilaku remaja menjadi individualistis.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 214 219 Upaya Guru dalam Memberikan Pelayanan Unggul http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/485 <p><span class="fontstyle0">Education field is promptly faced full of challenges in students one and the other internal and external&nbsp;aspects One of this challenges might be deriving out from teachers. Assuming that this students are not&nbsp;provided with superior service, failure to achieve educational goals will arise and certainly it will be affected&nbsp;to the students personally. Thus, teachers as the person in charge in educational processing are expected to&nbsp;be able to administer superior service for this students. This article will discuss the teachers effort&nbsp;accommodating superior service.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 220 226 Urgensi UPT BK dalam Mengentaskan Permasalahan Mahasiswa UHAMKA http://proceedings.upi.edu/index.php/konvensiabkinxxi/article/view/486 <p><span class="fontstyle0">Mahasiswa sebagai generasi penerus harus bersiap menghadapi tantangan besar yang terjadi era Revolusi Industri&nbsp;4.0 yang terjadi saat ini. Berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa dalam menghadapi&nbsp;tantangan tersebut di bidang pribadi, sosial, karir dan belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi&nbsp;permasalahan mahasiswa FKIP UHAMKA dan pentingnya UPT-BK dalam pengentasan peramsalahan mahasiswa&nbsp;FKIP UHAMKA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan instrument Alat Ungkap&nbsp;Masalah (AUM) UMUM format mahasiswa yang berjumlah 255 item. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 231&nbsp;mahasiswa. Hasil penelitian ini memperlihatkan permasalahan yang paling tinggi adalah pada bidang Pendidikan&nbsp;dan Pembelajaran (PDP) dengan persentase 48,8%. UPT-BK di harapkan mampu menjadi lembaga yang utama&nbsp;dalam membantu meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa FKIP UHAMKA dan demi terwujudnya kampus&nbsp;yang lebih baik lagi serta unggul dalam spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.</span> </p> Copyright (c) 2019-07-15 2019-07-15 227 234