KETIDAKADILAN GENDER DALAM NOVEL “ISINGA ROMAN PAPUA” KARYA DOROTHEA ROSA HERLIANY
Abstract
Pengetahuan peserta didik akan pentingnya menghargai permasalah gender masih tergolong rendah. Hal ini dapat disampaikan secara imersi melalui bahan ajar sastra. Karya sastra dipandang efektif untuk menyampaikan nilai secara imersif, karena karya sastra merupakan representasi budaya dan nilai masyarakatnya. Maka dari itu lewat karya sastra berupa novel Isinga karya Dorothea Rosa peneliti berusaha mengungkapkan hal yang berkaitan dengan ketidakadilan gender pada masyarakat Papua. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif-kualitatif berpacu pada parameter teori Moser. Hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa dalam novel Isinga karya Dorothea Herliany menunjukkan temuan, yaitu ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat Papua sebagai berikut: 1). Kegiatan Produktif. Salah satu kutipannya yaitu “istri dibeli dengan babi.” 2). Kegiatan Reproduktif/Domestik. Salah satu kutipannya“Hanya sepuluh hari setelah Irewa melahirkan, Malom sudah meminta Irewa untuk melayaninnya bersetubuh.” 3). Kegiatan Sosial, Keagamaan dan Politik/ Pemerintahan. Didukung oleh kutipan “Dunia kaum laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan jelas. Laki-laki memainkan peran yang penting dan menentukan dalam masyarakat.” Masyarakat yang adil itu perempuan dan laki-laki berhak mempunyai sumbangsih yang sama.