KEKUASAAN DAN GENDER DALAM TEKS BABAD SUBANG
Abstract
Babad Subang merupakan karya yang merekam sejarah dengan beragam sejarah yang mengandung unsur mitos yang berkembang dalam bentuk cerita rakyat. Munculnya Babad Subang menunjukkan bahwa karya ini harus menjadi perhatian agar banyak masyarakat Subang yang memperoleh informasi, tujuannya mengembalikan eksistensi sastra daerah yang hampir punah. Meskipun menggunakan peristiwa sejarah sebagai komponen utamanya, Babad Subang merupakan sebuah mitos yang di dalamnya terdapat unsur sastra sebagai komponen yang bermuatan sejarah suatu daerah, serta memuat unsur-unsur yang sarat makna untuk dikaji. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data analisis dinarasikan pada setiap konten mitos, konsep kekuasaan dan gender yang direfleksikan dalam cerita yang dimuat dalam teks Babad Subang, penelitian ini juga menggunakan teori struktural Levi-Strauss, untuk mengungkap unsur mitos dan menginterprestasi cerminan konsep kekuasaan dan gender yang terkandung dalam Babad Subang. Dari fokus pemikiran tentang kekuasaan, digambarkan penguasaan memiliki otoritas yang mutlak dan pemelihara hukum. Dari konsep gender, terdapat pergeseran paradigma masyarakat Subang. Sebelumnya dikisahkan laki-laki lebih diperhitungkan dalam berbagai hal, sedangkan perempuan cenderung tidak beri kebebasan. Tetapi seiring masuknya Islam, stigma tersebut mulai berubah. Dilihat dari tokoh Raden Ayu Siti Fatimah yang memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki. Sehingga perempuan memiliki daya tawar yang sama dengan laki-laki.