BERPIKIR DAN BERARGUMEN: PROBLEMATIKA KEMAMPUAN ARGUMEN SISWA SECARA TERTULIS DAN POTENSI BERPIKIR KRITIS SEBAGAI SOLUSI PEMBELAJARAN

  • Zain Syaifudin Nakrowi Universitas Pendidikan Indonesia
  • Dadang S. Anshori Universitas Pendidikan Indonesia
  • Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia
  • Yuliana Setyaningsih Universitas Sanata Darma
Keywords: Menulis Argumentasi, Berpikir Kritis, Model Pembelajaran

Abstract

Upaya merancang model pembelajaran untuk menguatkan kemampuan menulis argumentasi siswa terus dilakukan. Hal ini dikarenakan, menulis argumentasi membutuhkan kemampuan yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi penggunaan elemen berpikir kritis dari Paul-Elder sebagai ancangan model dalam pembelajaran menulis argumentasi. Penelitian menggunakan prosedur. Prosedur awal penelitian dilakukan dengan menguji kemiripan karya dari 86 siswa di 3 (tiga) Sekolah Menegah Atas Negeri (SMAN) di Jawa Tengah menggunakan Turnitin. Selanjutnya, dilakukan pengukuran kemampuan menulis argumentasi dengan mengadopsi TAP Toulmin dan statistik sederhana. Studi tersebut dijadikan dasar untuk melihat potensi elemen berpikir kritis sebagai ancangan model pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan, pertama: mayoritas siswa tidak memiliki kemandirian pikiran dalam menulis argumentasi. Hanya 15 dari 86 atau 17.44% karya siswa yang dinyatakan lulus uji kemiripan. Kedua, varian struktur argumentasi yang muncul dalam karya siswa yakni: P-D, P-D-T, P-D-T-J, dan P-D-T-B. Ketiga, berdasarkan hasil konversi nilai rata-rata, kualitas kemampuan menulis argumentasi siswa dari sekolah A pada klasifikasi sedang, sekolah B pada klasifikasi sangat rendah, dan sekolah C pada klasifikasi rendah. Hasil keempat yakni secara konseptual elemen berpikir kritis dapat dijadikan ancangan dalam model pembelajaran menulis argumentasi. Simpulan penelitian ini yakni siswa harus dibiasakan berlatih mengumpulkan, mengolah, dan mengonstruksi informasi dalam proses pembelajaran menulis argumentasi. Pembiasaan tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan langkah merumuskan tujuan, menyusun pertanyaan, menyampaikan sudut pandang, mencari informasi, menyusun simpulan, menetapkan konsep, menimbang implikasi, dan memikirkan asumsi/alternatif jawaban. Dengan langkah tersebut, siswa dapat menumbuhkan budaya berpendapat atau klaim yang berbasis pada bukti atau data valid.

Published
2024-02-05
How to Cite
NakrowiZ. S., AnshoriD. S., MulyatiY., & SetyaningsihY. (2024). BERPIKIR DAN BERARGUMEN: PROBLEMATIKA KEMAMPUAN ARGUMEN SISWA SECARA TERTULIS DAN POTENSI BERPIKIR KRITIS SEBAGAI SOLUSI PEMBELAJARAN. Seminar Internasional Riksa Bahasa, 278-289. Retrieved from http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3390

Most read articles by the same author(s)