KAJIAN SEMIOTIKA: PADA PELAKSANAAN TRADISI UPACARA MANGONGKAL HOLI SUKU BATAK TOBA SEBAGAI KHAZANAH KEARIFAN LOKAL

  • Firdaus Aritonang Universitas Sebelas Maret
  • Raheni Suhita Universitas Sebelas Maret
  • Budhi Setiawan Universitas Sebelas Maret
Keywords: Semiotika, Mangongkal Holi, Kearifan Lokal

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan tradisi upacara Mangongkal Holi. Tradisi ini dilatarbelakangi oleh adanya kepercayaan bahwa roh leluhur yang sudah meninggal masih memberikan berkat kepada seluruh keluarga yang ditinggal serta masih bisa berkomunikasi dengan orang yang hidup. Tujuan dari penelitian ini akan menguraikan makna denotasi dan konotasi berdasarkan pemaknaan semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek penelitian ini adalah tayangan dan pada upacara Mangongkal Holi dan kemudian mengumpulkan data menggunakan pedoman wawancara dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tahapan reduksi data, data display. Kemudian, mengambil kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian dan pembahasaan ini menggambarkan terdapat makna denotasi (eksplisit) dan makna konotasi (implisit) pada pelaksanaan Mangongkal Holi baik pada saat pelaksanaan awal (Martonggo Raja) sampai dengan peletakan tulang-belulang ke tempat yang baru yang (Batu Na Pir). Saran bagi masyarakat pembaca semoga artikel ini dapat diambil dari sisi positifnya pada tradisi Mangongkal Holi.

Published
2024-02-05
How to Cite
AritonangF., SuhitaR., & SetiawanB. (2024). KAJIAN SEMIOTIKA: PADA PELAKSANAAN TRADISI UPACARA MANGONGKAL HOLI SUKU BATAK TOBA SEBAGAI KHAZANAH KEARIFAN LOKAL. Seminar Internasional Riksa Bahasa, 367-380. Retrieved from http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/3415