http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/issue/feedSeminar Pendidikan Nasional Administrasi Pendidikan2023-12-27T22:27:59+07:00Sururisururi@upi.eduOpen Journal Systems<p>Seminar Pendidikan Nasional (Semdiknas) dilaksanakan setahun sekali pada bulan November dengan menawarkan kesempatan untuk wadah berkumpulnya penelitian ilmiah yang berkaitan dengan isu administrasi/manajemen pendidikan. Laman ini menyajikan kumpulan artikel yang telah dipresentasikan dalam setiap acara Semdiknas dalam bentuk prosiding daring berbasis <em>Open Journal System</em> ber-ISSN.</p> <p>ISSN 3031-979X</p>http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3216Menakar Pendidikan Agama dalam RUU SISDIKNAS 20222023-09-03T13:59:47+07:00Afifa Wijdan Azhariafifawijdan@upi.edu<p>Pendidikan terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Menyikapi perkembangan tersebut, dunia pendidikan Indonesia juga berkembang seiring dengan RUU Sisdiknas 2022. Kemudian, sebagai negara yang religius, lembaga pendidikan berbasis agama juga tumbuh subur di Indonesia. Termasuk lembaga pendidikan Islam. Namun dengan adanya RUU Sisdiknas 2022 terungkap isu bahwa bentuk satuan pendidikan Islam di Indonesia seperti madrasah dihapuskan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji posisi pendidikan agama di Indonesia berdasarkan RUU Sisdiknas 2022. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan studi literatur.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3219Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar (Sebuah Tinjauan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka Belajar)2023-09-03T15:11:37+07:00John Simon Sinulinggajhonsimon53@gmail.com<p>Pengembangan kurikulum sangat penting dilakukan oleh pengembang kurikulum di sekolah dasar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum di sekolah dasar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, kurikulum 2013, dan kebijakan merdeka belajar. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum sekolah dasar terjadi dalam selaras dengan perjalanan sejarah Indonesia. Kurikulum sekolah dasar merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang didesain dalam KBK, KTSP dan Kurikulum 2013, dan merdeka belajar. Ciri kurikulum sekolah dasar dalam KTSP adalah separated curriculum untuk kelas IVVI dan thematic curriculum untuk kelas I-III. Karakteristik kurikulum sekolah dasar dalam kurikulum 2013 adalah cross curriculum atau integrated curriculum untuk semua kelas dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Kurikulum sekolah dasar dalam merdeka belajar perlu memperhatikan penyederhanaan kurikulum, penyelenggaraan ujian nasional, penyederhanaan RPP, profesi guru. Sedangkan implementasi merdeka belajar harus mencakup tujuan, fleksibilitas, kebergunaan kurikulum.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3224Diagnosis Kesehatan Perencanaan Sekolah2023-09-03T15:53:18+07:00Cepi Triatnacepitriatna2015@upi.eduEndang Herawanendangh.upi@gmail.comNani Hartininani_hartini@upi.eduElin Rosalinrosalin.elin01@upi.edu<p>Artikel ini membahas tentang diagnosis kesehatan perencanaan sekolah yang didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menghambat dan mengganggu proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan cara merumuskan seperti apa tujuan yang ingin dicapai, bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut, dan bagaimana mengelola dan mengarahkan segala sumber daya agar dapat mencapai tujuan tersebut. Hasil riset menunjukkan bahwa manajemen sekolah di Indonesia saat ini mengalami masalah serius dilihat dari proses penyelenggaraan dan hasil Pendidikan. Studi tersebut menunjukkan bahwa kondisi manajemen sekolah mengalami banyak masalah, tetapi belum disadari secara langsung oleh kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, dan berbagai pihak terkait. Metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan bentuk penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian untuk uji coba instrumen diagnosis kesehatan perencanaan sekolah adalah kepala sekolah dan guru se-Kabupaten Purwakarta. Kategori sekolah dipilih sekolah negeri dan swasta. Instrumen pengumpulan data dikembangkan dalam bentuk, yaitu instrumen kuesioner untuk pengujian kebenaran dan keseuaian indikator kesehatan manajemen sekolah oleh praktisi di sekolah. Dimensi dan indikator yang digunakan dalam tahap awal pembuatan instrumen diagnosis kesehatan perencanaan program sekolah digunakan untuk mengukur kesehatan perencanaan program sekolah tersebut. Tindak lanjut dari hasil gambaran kesehatan perencanaan program sekolah yang dapat peneliti berikan bagi indikator yang sudah dinyatakan sehat dan sangat sehat yakni melakukan pemeliharaan yang sudah biasa dilakukan oleh responden baik kepala sekolah, guru dan tenaga tata usaha serta dapat juga dilaksanakan pemantauan kondisi terkini yang dilakukan oleh kepala sekolah agar perencanaan program sekolah berjalan secara efektif dan efisien.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3222Analisis Meningkatkan Kemampuan Digital Guru melalui Metode Knowshare pada Masa Pandemic Covid-19 di Komed Depok2023-09-03T15:26:02+07:00Nurkaidah Nurkaidahnurkaidah2203@gmail.comDwi Kartika Susantidwi.kartika.stkiparrahmaniyah@gmail.com<p>Penelitian bertujuan untuk (1) Mendiskripsikan peningkatan kemampuan digital guru Komed Depok dengan metode Knowshare pada masa Pandemic Covid-19, (2) Menganalisis pengaruh peningkatan kemampuan digital guru Komed Depok dengan metode knowshare pada masa pandemic Covid- 19. Menggunakan kuantitatif. Sampel 47 orang guru dari komunitas komed Depok. Responden dari berbagai jenjang TK, SD dan SMA. sekolah negri dan swasta. 80% swasta dan 20% Negeri. Responden perempuan 44 (93,6%) responden laki – laki 3 (6,4%). Hasil analisis kemamampuan digital guru sebelum dengan sesudah mengikuti KOMED: A. 21 orang sebesar 47,18% responden memiliki peningkatan kemampuan digital. Perbandingan kemampuan digital guru dan kopetensi pedagogik serta profesional meningkat. B. Guru yang kemampuannya tetap sebesar 46,9% seperti sebelumnya, tidak ada peningkatan dan intensitas mengikuti Shareknow komed juga tinggi 93,18 %. C. Peserta komed yang kemampuan digital menurun sebesar 6,1% karena intensitas mengikuti knowshare komed rendah sebesar 62,50 %. Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara peningkatan kemampuan digital guru Komed Depok dengan metode knowshare di masa pandemic Covid-19. Penelitian pada analisis peningkatan kemampuan digital guru Komed Depok dengan metode knowshare di masa pandemic Covid-19 dapat diketahui informasi baru mengenai faktor-faktor peningkatan kemampuan digital guru Komed Depok dengan metode knowshare di masa pandemic Covid-19. Metode yang digunakan dengan purposive random sampling, penggunaan questioner dan analisis deskriptif.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3223Peningkatan Inovasi Guru SD melalui Penguatan Literasi Teknologi untuk Menunjang Pembelajaran Abad 212023-09-03T15:30:18+07:00Jamilah Jamilahjamilahjiem@gmail.comSyahroni Syahronihabibisyahroni@gmail.comTriningsih Triningsihtningsih8689@gmail.com<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan cara dan strategi meningkatkan inovasi guru dengan menganalisis variabel lain yang berpengaruh positif terhadap inovasi guru. Variabel tersebut adalah budaya membaca dan literasi teknologi. Metode penelitian ini menggunakan <em>mix method</em> dengan menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan analisis jalur. Waktu penelitian Januari – Agustus 2022. Penelitian ini dilakukan di Kota Depok dengan melibatkan seluruh guru SD di Kota Depok dengan populasi 1740 dengan populasi terjangkau 541. Tahap pertama dengan proportional random sampling pada 5 kecamatan, tahap kedua dengan proportional random sampling pada 45 sekolah. Dengan rumus Taro Yamane, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 231 orang guru sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan penguatan inovasi guru dapat dilakukan dengan cara mengembangkan budaya membaca sebagai exogeneous variabel dengan literasi teknologi sebagai <em>intervening variabel</em>. Terdapat pengaruh langsung positif budaya membaca terhadap inovasi guru dengan koefisien jalur sebesar 0,316 sehingga pengembangan budaya membaca dapat menguatkan inovasi guru dan terdapat pengaruh langsung positif literasi teknologi terhadap inovasi guru dengan koefisien jalur sebesar 0,084 sehingga peningkatan literasi teknologi dapat menguatkan inovasi guru dan terdapat pengaruh langsung positif budaya membaca terhadap literasi teknologi dengan koefisien jalur sebesar 0,750 sehingga peningkatan budaya membaca dapat menguatkan literasi teknologi.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3217Analisis Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Digital pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri2023-09-03T14:16:31+07:00Muhammad Sidik Mahardikasidikmahardika@upi.eduDedy Achmad Kurniadydedy_achmad@upi.eduZaini Hafidhzainihafidh.13@upi.edu<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan kepemimpinan pendidikan berbasis digital pada jenjang SMP Negeri di Wilayah Utara Kota Bandung. Penelitian ini dibatasi pada tujuh keterampilan kepemimpinan berbasis digital, yaitu Sikap Digital, Kemampuan Kepemimpinan, Keterampilan Berkomunikasi, Keterampilan Bersosial, Keterampilan Membangun Tim, Keterampilan Manajemen Perubahan serta Keterpercayaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Sekolah pada jenjang SMP Negeri di Wilayah Utara Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah pada jenjang SMP Negeri tersebut secara umum sudah memiliki keterampilan kepemimpinan berbasis digital dicirikan dengan dapat menyikapi kemajuan teknologi persekolahan yaitu banyak memanfaatkan teknologi dalam mengelola persekolahan. Keterlibatan kepala sekolah dalam merumuskan, mengkomunikasikan Visi dan Misi sudah berdasarkan teknologi. Keterampian berkomunikasi sudah cakap, dicirikan dengan program dan kebijakan sekolah bisa tersampaikan dengan baik pada warga sekolah melalui media virtual, menggelar rapat secara virtual, meskipun di tengah kondisi pandemic yang mengakibatkan adanya pembatasan pertemuan secara tatap muka langsung, menunjukan bahwa salah satu bentuk perubahan yang dilakukan oleh kepala sekolah semasa pandemic adalah penggunaan teknologi di Pendidikan. Mempelajari penggunaan teknologi sehingga guru dan warga sekolah memiliki pemahaman tentang penggunaan teknologi di Pendidikan, setelah itu kepala sekolah melakukan perubahan dengan menggunakan teknologi atau mengimplementasikan teknologi tersebut dalam kehidupan persekolahan.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3239Analisis Model Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah Penggerak Dalam Transformasi Pedidikan Era Digital2023-11-09T10:58:26+07:00Prasetyo Agung Darmawanprasagungdarmawan86@gmail.comMuhammad Fikran Qinthara Zakkafikranakun@gmail.com<p><span class="fontstyle0">Transformasi pendidikan era digital memerlukan kepemimpinan yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah mempunyai peran vital sebagai pucuk pimpinan guna menciptakan Gerakan transformasi pendidikan. Oleh karena itu, artikel ini memiliki sasaran guna menganalisis model kepemimpinan partisipatif kepala sekolah penggerak dalam transformasi pendidikan era digital. Artikel ini membahas konsep kepemimpinan partisipatif, peran kepala sekolah sebagai penggerak transformasi pendidikan, dan strategi yang bisa dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam memimpin secara partisipatif. Analisis ini dilakukan untuk memberikan kontribusi dan solusi bagi para kepala sekolah dan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada era digital yang terus berkembang. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan seluruh pihak dalam mengambil keputusan dan merencanakan program pendidikan. Kepala sekolah penggerak juga harus memanfaatkan teknologi informasi dengan baik serta menciptakan harmonisasi hubungan bersama semua pihak terkait guna mencapai tujuan transformasi pendidikan.</span> </p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3287Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2022 Tentang Standar Pendidikan Nasional2023-12-27T22:14:10+07:00Titin Titintitin@upi.edu<p>Tercapainya tujuan pendidikan nasional ditentukan oleh pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah ditentukan.Beragam kebijakan hadir sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Kajian teori ini akan membahas bagaimana implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dikaji dengan menggunakan pendekatan Edward III yang mempunyai empat variable penentu keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi dan (4) struktur birokrasi.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3288Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 Tentang Standar Pendidikan Guru, Acuan Standar Program Sarjana Pendidikan, dan Standar Program PPG dalam Menghasilkan Guru Profesional2023-12-27T22:17:14+07:00Andika Kurniawanandikak@upi.edu<p>Dalam proses pembelajaran ini, para guru dan dosen memiliki standar atau acuan standar program sarjana Pendidikan yang ditentukan oleh pemerintah untuk para guru dan dosen sehingga dapat menghasilkan guru professional. Standar tersebut sudah tertera dalam kebijakan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 56 Tahun 2022 Tentang Standar Pendidikan Guru, Acuan Standar Program Sarjana Pendidikan, dan Standar Program PPG dalam Menghasilkan Guru Profesional. Kajian teori ini akan membahas bagaimana implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tersebut. Kajian teori ini dikaji dengan menggunakan pendekatan Edward II yang memiliki empat variable penentu keberhasilan implementasi suatu kebijakan yaitu, komunikasi, sumber dasya, disposisi, dan struktur birokrasi.</p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c) http://proceedings.upi.edu/index.php/semdiknasadpend/article/view/3289Kajian-Kajian Humanis dalam Sistem Pendidikan Inklusif2023-12-27T22:27:59+07:00Salma Nurillahsalma.nrllh13@gmaik.comRahma Yuning Tyasrahmayuning@gmail.comSiti Mulyanisitymulyan21@gmail.com<p><span class="fontstyle0">Pendidikan inklusif adalah sebuah sistem pendidikan dimana anak berkebutuhan khusus dapat belajar<br>di sekolah umum yang ada di lingkungan mereka dan sekolah tersebut dilengkapi dengan layanan<br>pendukung serta pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak. Pendidikan<br>humanis religius mengakomodasi gagasan untuk membantu mengembangkan potensi manusia sesuai<br>dengan nilai-nilai agama. Humanisasi dalam pendidikan inklusi selalu menjalin hubungan yang<br>dialogis dengan pihak manapun serta memberikan kebebasan secara luas dengan saling menghargai<br>untuk berpikir kritis. Dalam penelitian ini kami menggunakan metode sistematik </span><span class="fontstyle2">literature review</span><span class="fontstyle0">,<br>dengan memakai buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek yang utama. Dalam konteks<br>agama Islam, humanisme merupakan upaya memanusiakan manusia sesuai dengan perannya sebagai<br>abdi dan khalifah Allah dibumi yang didasarkan pada prinsip yang nyata, fitri, dan rasional.<br>Pendidikan merupakan kewajiban untuk memahami maupun untuk membangun<br>kebudayaan/peradaban. Tuntutan kewajiban yang banyak tertuang dalam sumber Islam baik AlQur‟an maupun Hadist ini tidak dibatasi oleh batasan waktu, usia, normal ataupun cacat.</span></p>2022-12-01T00:00:00+07:00Copyright (c)