Analisis Pasang Surut, Gelombang, dan Swell pada saat Kejadian Banjir Pesisir di Padang Tanggal 9 Juni 2016

  • Ikhsan Dafitra Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika., Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Medan
  • Immanuel Jhonson A. Saragih Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika., Stasiun Meteorologi Kualanamu, Deli Serdang

Abstract

Padang adalah salah satu wilayah yang rentan terjadi banjir pesisir karena letaknya berbatasan dengan Samudera Hindia. Banjir pesisir diakibatkan oleh pasang-surut air laut, gelombang signifikan (Hs) dan swell yang saling berinteraksi satu sama lain. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis ketiga fenomena kelautan tersebut pada saat kejadian banjir pesisir di Padang pada tanggal 9 Juni 2016. Data yang digunakan diantaranya data pasang surut dari Badan Informasi Geospasial (BIG), data gelombang signifikan dan data swell hasil pengolahan dari model Wavewatch-III, dan data tinggi muka laut dari satelit Altimetri JASON-2. Hasil kajian menunjukkan bahwa pasang maksimum pada tahun 2016 terjadi pada tanggal 9 Juni 2016 dengan nilai 1,819 meter. Terdapat pergeseran puncak pasang tertinggi sekitar 3-4 hari terhadap posisi spring tide. Analisis gelombang pada tanggal 9 Juni 2016 menunjukkan bahwa gelombang signifikan mencapai 0,982 meter dan swell mencapai 0,722 meter. Hasil verifikasi pasang surut dari satelit JASON-2 dengan data observasi harian pasang surut BIG menunjukkan nilai kesesuaian (korelasi) dan nilai eror (RMSE) yang cukup baik, namun data satelit JASON-2 cenderung over-estimate.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2021-01-18