SKALA DANJON DAN MAGNITUDO VISUAL GERHANA BULAN TOTAL 26 MEI 2021

  • Judhistira Aria Utama Program Studi Fisika, Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
  • Cahyo Puji Asmoro Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
  • Arief Rizkiyanto Achmad Departemen Inovasi Kawasan Cerdas, Kangwon National University
Keywords: Gerhana Bulan Total, Magnitudo Umbra, Magnitudo Visual, Puncak Gerhana, Skala Danjon

Abstract

Terperangkapnya Bulan fase purnama di dalam umbra Bumi dalam peristiwa gerhana Bulan total (GBT) dapat dimanfaatkan sebagai indikator tingkat kekeruhan stratosfer Bumi. Peristiwa GBT yang melintas di langit Indonesia pada 26 Mei 2021 telah berhasil diamati untuk memperoleh estimasi nilai skala Danjon (L) dan magnitudo visual (mvis) Bulan saat gerhana. Skala Danjon merupakan metode deskripsi subjektif yang bersandar pada warna teramati Bulan di sekitar momentum puncak gerhana. Hasil pengamatan skala Danjon pada puncak gerhana menghasilkan nilai rata-rata sebesar 1,87 ± 0,68 yang konsisten dengan nilai median dan modusnya (masing-masing senilai 2,00 ± 0,68). Menggunakan nilai median skala Danjon di atas, telah diperoleh magnitudo visual saat puncak gerhana sebesar -0,81. Nilai mvis prediksi untuk kondisi stratosfer yang bebas aerosol dari aktivitas vulkanik, memberikan hasil perhitungan -3,01 untuk magnitudo umbra U = 1,0095. Perbedaan antara nilai median magnitudo visual Bulan saat puncak gerhana dengan nilai prediksinya ini (Δm = 2,2) menghasilkan estimasi rata-rata tebal optis aerosol () saat puncak gerhana sebesar 0,06. Nilai ini 6x lebih besar daripada nilai tebal optis aerosol saat gerhana Bulan pada 1 siklus Saros sebelumnya (16 Mei 2003, tidak dapat diamati dari Indonesia). Posisi Bulan yang masih dekat dengan cakrawala saat fase puncak gerhana, membuat penampakan Bulan lebih gelap pada peristiwa GBT 26 Mei 2021 dibandingkan GBT pada 16 Mei 2003, sebagai dampak dari ekstingsi atmosfer dan bukan karena kandungan aerosol akibat letusan gunung api yang terjadi sebelumnya. Selain itu, pengukuran kecerahan langit arah zenit selama fase-fase gerhana memberikan nilai ambang magnitudo mata telanjang sebesar +3,86 di sekitar saat puncak gerhana. Kecerahan langit arah zenit di kota Bandung tidak berubah secara signifikan pada waktu pengamatan GBT 26 Mei 2021. Berdasarkan skala Bortle, kota Bandung masuk dalam kelas 8-9 (kawasan pusat kota).

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-02-18